Jumat, 06 Juli 2007

modernisasi menurut muhammad abduh

Muhammad Abduh (1849-1905) Father of Islamic modern (Bapak Pembaharuan Islam), karena para pemikir sesudahnya memiliki mata rantai pemikirannya dengan Muhammad Abduh atau lazim di sebut Reformis-Modernis.
Dalam paruh pertama, perjuangannya sangat intens bersama gurunya dalam menggulirkan konsep Pan Islamisme (persatuan seluruh negeri muslim dalam satu bendera) sebagai respon atas kekholifahan Utsmany yang cenderung tiranik dan mengekor ke Barat melalui program Tanzimat. Sementara, dalam paruh kedua. Ia lebih menfokuskan diri pada bidang reformasi keagamaan, pendidikan dan sosial serta menghentikan kegiatan politik dan agitasi menentang penguasa. Hal itu dikarenakan keyakinannya bahwa transformasi sosial memerlukan kajian ulang terhadap teks-teks syara' diimplementasikan dalam wacana kekinian.
A. Pemikiran
Reformis merupakan sebuah idiom yang bermakna upaya memperbaiki diri agar lebih baik. Dalam wacana Islam pengertian reformis diidentikkan dengan rasionalitas sebagai proses perombakan pola pikir lama dan menggantikannya dengan pola pikir yang aqliyyah.
Faktor dalam diskursus modernisasi adalah status dan pegangan tradisi (turath). Tripologi reformistik berkecenderungan meyakini bahwa antara warisan Islam dan modernitas dapat disintesakan dan diharmonisasikan dengan standar rasio. Sehingga hanya berpegang pada tradisi adalah komyol dan terbatas dalam modermitas adalah jahil.
Dengan demikian Muhammad Abduh menolak taklid buta (the blind following of tradition) menyebabkan ia menformulasikan penafsiran baru terhadap Islam yang membuktikan keyakinannya bahwa Islam relevan bagi contemporary thought dan kehidupan modern. Muhammad abduh menegaskan tidak ada konflik antara agama, akal dan penemuan-penemuan ilmiah. Ia mengemukakan landasan pemikiran rasional bagi integritas selektif umat Islam terhadap ide-ide dan lembaga modern.
Pemikirannya tersalurkan melalui media al-Manar yang disusun bersama muridnya Rasyid Ridha sebagai sarana mencerdaskan umat dan menyebarkan modernisasi di Mesir.
B. Tipologi Gerakan Reformasi Modernis
Secara umum karakteristik gerakan reformasi modernis dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Pertama, upaya purivikasi tradisi Islam yang telah mengalami distorsi oleh inovasi dalam beribadah dan kecenderungan umat tenggelam dalam dunia missianis yang anti kemajuan. Kedua, merekonstruksi tatanan sosial melalui ijtihad, didasarkan atas prinsip kebebasan berpikir dan rasionalitas yang terbingkai dalam koridor hash-nash syara'. Ketiga, reinterpretasi prinsip-prinsip Islam tentang politik serta kristalisasi perdebatan khilafah dengan tetap konsis menolak imperalisasi Barat.
C. Pengaruh dan Kemajuan Pemikiran Muhammad Abduh
Dari pergumulan pemikiran yang diusung oleh Muhammad Abduh telah berimplikasi positif bagi tumbuhnya pembaharuan utamanya di Indonesia yang dipelopori oleh KH.M.Dahlan pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 M.
Sejarawan muslim Indonesia, Deliar Noor menggolongkan pemikiran Muhammad Abduh telah siap menjadi avant garde dalam mengadaptasi metode-metode Barat di dalam kultur dan aktivitas Muhammadiyah. Bahkan Muhammadiyah tidak sungkan mengadopsi sistem dan teknik pendidikan modern dengan kurikulum perpaduan antara subyek agama dengan mata pelajaran umum. Mereka telah melangkah lebih jauh dengan mendirikan sekolah-sekolah belanda semacam MULO PLUS, HIS dan AM PLUS. Dalam konteks inilah Muhammadiyah termasuk gerakan reformis modern dalam tataran praktis yang terilhami dari ide Muhammad Abduh dan muridnya Rosyid Ridha.
Pada pihak lain pengibaran bendera modernis Islam dan regiditas Muhammadiyah menghadapi bid'ah dan khufarat lahir pula Nahdlotul Ulama yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tahun 1926 M.



Daftar Pustaka

Asep Gunawan. "Artikulasi Islam Kultural". Jakarta,. PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Ahmad Sobandi. "Islam dan Tantangan Zaman". Bandung. Pustaka Hidayah, 1996.
Jalaluddin Rahmad. "Jejak Pemimpin Pembaharuan Sampai Guru Bangsa". Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 2001.
Maryam Jamilah. "Islam dan Modernisme". Surabaya. Usaha Nasional, tt.
Deliar Noor. "Gerakan Modernis Islam di Indonesia". Jakarta. Pustaka LP3ES Indonesia, 1996

Tidak ada komentar: